Kamis, 20 Maret 2014

Hubungi Kami

Assalaamualaikum

kumpulan Skripsi, Tesis, Disertasi, Penelitian Tindakan Kelas, Makalah, MP3, Perangkat Pembelajaran, serta Ebook ini Hanya sebagai Referensi, bukan untuk di Jiplak atau di Contek, Segala Akibat yang ditimbulkan dari penyalahgunaan di luar tanggung jawab Kami..
Jika anda berminat dengan referensi yang ada pada kami silahkan kirim email ke pusatilmiah@gmail.com, jika ingin lebih cepat ditanggapi silahkan hubungi 085793453975
terima kasih
wassalamualaikum

Legal Warning

DEMI KEPENTINGAN AKADEMIS, DIGITAL LIBRARY MEMPUBLISH KARYA CIVITAS AKADEMIKA. BAGI ANDA YANG MENGUTIP ISI DARI HASIL PENELUSURAN MEDIA INI, HARAP CANTUMKAN SEBAGAI SITASI PADA KARYA ANDA.

DIGITAL LIBRARY TIDAK MENANGGUNG SEGALA BENTUK TUNTUTAN HUKUM YANG TIMBUL ATAS PELANGGARAN HAK CIPTA MELALUI MEDIA INI. (KEPENTINGAN DI LUAR AKADEMIS MENJADI TANGGUNGJAWAB YANG BERSANGKUTAN)

Sabtu, 15 Februari 2014

Hubungan Pengetahuan Dengan Peran Perawat Dalam Penanganan Pasien Perihku Kekerasan di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi

Pengetahuan tentang penanganan pasien perilaku kekerasan merupakan suatu hal yang harus dimiliki oleh setiap perawat jiwa. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan pengetahuan dengan peran perawat dalam penanganan pasien perilaku kekerasan. 
Desain penelitian deskriptif kolerasi dengan jumlah sampel 30 orang dan menggunakan teknik pengambilan simple random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan peran perawat (p value = 0,017, p value < 0,05). Perawat yang berpengetahuan yang baik dalam menangani perilaku kekerasan maka peran perawat akan baik. Diharapkan pengetahuan perawat yang baik dapat mempengaruhi peran perawat dalam menangani pasien perilaku kekerasan.

Faktor -Faktor yang Mempengaruhi Pelaksanaan Terapi Bermain di Ruang Rawat Inap Anak RSUD

Sakit dan dirawat di rumah sakit merupakan krisis utama yang tampak pada anak. Biasanya anak akan mengalami pengalaman menakutkan karena perubahan dari lingkungan yang sudah akrab dengan lingkungan asing. Selain itu, peralatan medis, bau obat, penampilan staf rumah sakit serta perawatan dengan berbagai prosedur, menjadi sumber kecemasan bagi anak, yang bila tidak ditanggulangi akan menghambat pengobatan. Salah satu intervensi keperawatan dalam mengatasi dampak rawat inap pada anak adalah dengan pelaksanaan terapi bermain yang diharapkan dapat menurunkan stres dan meningkatkan immune anak sehingga mempecepat proses penyembuhan. 

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan terapi bermain di ruang rawat inap anak. Desain penelitian yang digunakan deskriptif analitik berbentuk cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 30 orang, yang diambil secara total sampling. Tehnik pengumpulan data dengan wawancara. Hasil penelitian menunjukan bahwa faktor predisposisi yang terdiri atas pengetahuan responden tentang terapi bermain diperoleh dalam kategori baik sebanyak 25 responden (83,3%), sedangkan sikap dalam kategori kurang sebanyak 17 responden (56,7%). Berdasarkan faktor pendukung yang terdiri atas fasilitas terapi bermain diperoleh sebanyak 24 responden (80%) menyatakan tidak lengkap dan 30 responden (100%) menyatakan manajemen rumah sakit (prosedur tetap) tidak mendukung berjalannya terapi bermain. Berdasarkan faktor pendorong menunjukan sebanyak 25 responden (83,3%) menyatakan anak (pasien) memberikan respon yang baik, 20 responden (66,7%) menyatakan keluarga memberikan respon yang baik, dan 19 responden (63,3) menyatakan pihak rumah sakit memiliki respon yang baik terhadap terapi bermain. Faktor lain yang ditemukan mempengaruhi pelaksanaan terapi bermain adalah 10 responden (3,3%) menyebutkan prasarana, 1 responden (3,3%) menyebutkan waktu khusus, dan 1 responden menyebutkan usia anak. Dengan demikian, perawat diharapkan dapat melaksanakan terapi bermain dalam membantu program penyembuhan anak di rumah sakit.

Kamis, 13 Februari 2014

Gambaran Gaya Kepemimpinan Kepala Ruangan dan Manajemen Konflik yang Dipersepsikan oleh Perawat Pelaksana di Instalasi Rindu A RS

Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk memberikan pengaruh kepada perubahan perilaku orang lain secara langsung maupun tidak. Gaya kepemimpinan dapat diidentifikasikan berdasarkan perilaku pimpinan itu sendiri. Kepala ruangan berperan sebagai pemimpin untuk mengatur dan memimpin perawat dalam pemberian asuhan keperawatan. Perawat banyak berinteraksi dengan tenaga kesehatan lain, pegawai lain, pasien dan keluarga pasien dan berpotensi menimbulkan konflik. Konflik adalah suatu kondisi yang ditimbulkan karena adanya perbedaan pendapat atau perbedaan cara pandang antara individu yang berinteraksi. Kepala ruangan harus mampu mengambil inisiatif untuk memfasilitasi penyelesaian konflik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran gaya kepemimpinan kepala ruangan dan manajemen konflik yang dipersepsikan oleh perawat pelaksana di Instalasi Rindu A RSUP H. Adam Malik Medan. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan sampel 72 orang perawat pelaksana. 

Metode sampling yang digunakan adalah proportionate staratified random sampling. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Februari-Maret 2012 dengan menggunakan kuesioner meliputi kuesioner data demografi, gaya kepemimpinan dan manajemen konflik. Analisa data dilakukan dengan analisa univariat. Hasil analisis univariat dari gaya kepemimpinan kepala ruangan yang dipersepsikan perawat pelaksana didapatkan gaya kepemimpinan kepala ruangan adalah partisipatif (70,8%) dan manajemen konflik yang dipersepsikan perawat pelaksana adalah kompromi (44,4%). Disarankan pada penelitian selanjutnya agar melakukan penelitian dengan menggunakan metode observasi dan wawancara untuk mengurangi bias pada hasil penelitian.

Pengaruh Relaksasi Otot Progresif Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Tidur Lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan Balita di Wilayah

Tidur merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi bagi setiap individu yang terjadi secara alami dan memiliki fungsi fisiologis dan psikologis. Salah satu tindakan non farmakologis untuk meningkatkan pemenuhan kebutuhan tidur pada lansia adalah dengan melakukan Relaksasi Otot Progresif. Mekanisme kerja Relaksasi otot Progresif dalam meningkatkan pemenuhan kebutuhan tidur menggunakan prinsip system saraf simpatik (ergotropic) dan system saraf parasimpatis (Trophotropic). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh relaksasi otot progresif terhadap pemenuhan kebutuhan tidur lansia. Maka, desain penelitian ini menggunakan Quasi Eksperimen dengan pendekatan one group pre test – post test design. 

Sampel penelitian ini adalah lansia yang tinggal di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan Anak Balita Wilayah Binjai dan Medan sebanyak 19 orang yang diambil secara Simple Random Sampling. Teknik pengumpulan data melalui Panduan Relaksasi Otot Progresif dan kuesioner Sleep Quality Questionnaire. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari sampai April di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan Anak Balita Wilayah Binjai dan Medan. Berdasarkan analisis menggunakan komputerisasi diperoleh nilai mean total sebelum pemberian relaksasi otot progresif adalah 14,63 (SD=1,86), sedangkan setelah pemberian relaksasi otot progresif terjadi peningkatan dengan nilai mean total adalah 22,26 (SD=1,82). Hasil uji paired t-test didapatkan nilai t adalah -15,009, mean differences -7,632, dan p=0,000. Hasil ini menyatakan bahwa nilai p<0,05 (0,000) yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan/bermakna. Maka hal ini menunjukkan terdapat peningkatan pemenuhan kebutuhan tidur lansia yang signifikan antara sebelum dilakukan relaksasi otot progresif dengan setelah dilakukan relaksasi otot progresif. Sehingga dapat disimpulkan bahwa relaksasi otot progresif mempengaruhi pemenuhan kebutuhan tidur pada lansia. Dengan demikian perawat dapat menggunakan relaksasi otot progresif sebagai intervensi nonfarmakologis dalam meningkatkan pemenuhan kebutuhan tidur pada lansia.

Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Perkembangan Sosialisasi Remaja di SMA Negeri

Pola asuh orang tua sangat berpengaruh pada perkembangan kepribadian dan sosialisasi semua usia, termasuk remaja. Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pola asuh orang tua dengan perkembangan sosialisasi remaja di SMA Negeri 15 Medan. Penelitian deskriptif komparatif ini menggunakan teknik simple random sampling dengan besar sampel 90 orang. Instrumen penelitian yang digunakan berupa kuesioner yang mencangkup data demografi, pola asuh orang tua, dan perkembangan sosialisasi remaja. Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 8 Mei 2012. 

Hasil analisa menunjukkan bahwa 74 responden (82,22%) memiliki tipe pola asuh demokratis, dan 79 responden memiliki pola asuh yang baik (87,78%). Analisa statistik bivariat diperoleh bahwa terdapat hubungan yabg signifikan antara dua pola asuh, yaitu tipe pola asuh otoriter dengan perkembangan sosialisasi remaja (p value = 0,032) dan pola asuh demokratis dengan perkembangan sosialisasi remaja (p value = 0,000). Sedangkan untuk pola asuh permisif, didapat bahwa tidak terdapat hubungan antara pola asuh permisif dengan perkembangan sosialisasi remaja (p value = 0,242). Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber data bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian yang terkait dengan hubungan pola asuh orang tua dengan perkembangan sosialisasi remaja. Sebagai rekomendasi untuk penelitian selanjutnya, peneliti berikutnya dapat meneliti tentang faktor-faktor lain yang mempengaruhi perkembangan sosialisasi remaja.

Hubungan Intensitas Nyeri dengan Stres pada Pasien Osteoartritis di RSUP

Osteoartritis adalah penyakit sendi yang berjalan secara lambat dan progresif yang sering diderita dewasa madya hingga lansia, disebabkan oleh kerusakan rawan sendi yang akan merusak tulang yang mendasarinya sehingga menyebabkan nyeri sendi, kaku sendi, bengkak, krepitus, dan penurunan fungsi pergerakan yang biasanya mengenai sendi (lutut, pimggul, tulang belakang dan tangan). Gejala utama penyakit osteoartritis ialah nyeri kronis yang menimbulkan cemas yang tinggi dan cenderung mengalami depresi serta ketidakberdayaan. Nyeri kronis ini akan mempengaruhi aktivitas, sosial, spiritual dan psikologis yang akan membuat penderitanya mengalami stres. 

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan yang signifikan antara intensitas nyeri dengan stres pasien osteoartritis di RSUP H. Adam Malik, Medan dengan menggunakan desain deskriptif korelasi. Pengambilan data dimulai pada tanggal 26 Februari sampai dengan 05 April 2012 dengan jumlah responden 30 orang dengan metode pengumpulan sampel accidental sampling. Instrumen penelitian yang digunakan berupa kuesioner data demografi, Verbal Numerical Rating Scale (VNRS), dan kuesioner Patient Distress Checklist yang dimodifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari setengah responden memiliki intesitas nyeri yang sedang (73.3%) dan tingkat stres sedang juga (73.3%). Korelasi kedua variabel, diuji dengan menggunakan korelasi spearman dengan nilai korelasi 0.480 (p=0.007). Hasil ini menunjukkan adanya hubungan dengan kekuatan sedang antara intensitas nyeri dengan stres dengan arah korelasi positif.